Muara Enim – Sebuah insiden perundungan yang melibatkan seorang siswi SMP di Muara Enim dengan inisial V akhirnya diselesaikan dengan cara damai. Meski begitu, keputusan ini menuai kekecewaan dari keluarga korban yang merasa sanksi kepada pelaku perundungan tidak diberikan secara tegas.
Proses Perdamaian
Kapolres Muara Enim, AKBP Jhoni Eka Putra, menginformasikan bahwa penyelesaian kasus ini dilakukan oleh pihak sekolah dengan mempertemukan kedua keluarga korban dan pelaku. Pertemuan tersebut juga didampingi oleh Polsek Gelumbang. “Iya, sudah damai oleh pihak sekolah,” ujarnya singkat kepada detikSumbagsel, Sabtu (27/7/2024).
Dalam sebuah video yang diterima oleh detikSumbagsel, kedua siswi, V dan D, terlihat memberikan klarifikasi serta permintaan maaf. Mereka menyatakan bahwa perselisihan yang sempat viral di Instagram telah diselesaikan secara kekeluargaan. “Assalamualaikum wr wb, saya V dan D kami sudah menyelesaikan permasalahan kami, selisih paham yang viral di Instagram secara kekeluargaan. Demikian statement dari kami,” ucap mereka dalam video tersebut.
Kekecewaan Keluarga Korban
Walaupun kasus ini berakhir damai, keluarga korban, khususnya Nia (24), saudara sepupu korban, merasa tidak puas dengan hasil tersebut. “Iya gimana lagi, terpaksa, tidak ada jalan, dipaksa orang untuk damai,” ungkapnya kepada detikSumbagsel melalui pesan WhatsApp, Sabtu (27/7/2024).
Nia menjelaskan bahwa keputusan damai ini diambil setelah kedua belah pihak dipanggil oleh pihak sekolah dan didampingi oleh Bhabinkamtibmas. Keluarga korban sebenarnya menerima perdamaian, namun mereka mengharapkan adanya sanksi bagi pelaku perundungan. Sayangnya, dari kesepakatan damai tersebut, pelaku diduga tidak menerima sanksi apa pun dari pihak sekolah. Ada empat orang dari pihak keluarga pelaku yang datang ke sekolah. Sudah seperti itu saja hitam di atas putih (kesepakatan damai), tidak ada sanksi untuk pelaku,” jelas Nia.
Refleksi dan Harapan
Kasus ini menyoroti pentingnya menangani perundungan dengan serius dan adil. Meskipun penyelesaian damai adalah salah satu cara, sanksi yang tegas dan adil tetap diperlukan untuk memberikan efek jera kepada pelaku serta keadilan bagi korban. Keluarga korban berharap agar kejadian serupa tidak terulang dan agar pihak sekolah lebih tegas dalam menangani kasus perundungan.
Kasus ini juga menjadi pelajaran bagi banyak pihak tentang pentingnya pendidikan karakter dan pencegahan perundungan di lingkungan sekolah. Perlindungan terhadap korban dan penegakan sanksi terhadap pelaku harus menjadi prioritas utama demi menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua siswa.
Idol KPop Wanita Ini Dianggap Punya Wajah Tak Realistis, Bagaimana Menurutmu?
Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, mengucapkan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, atas…
Berita Viral : Gus Miftah Maulana Habiburrahman menjadi perhatian publik karena pernyataannya yang menghina penjual…
Pemerintahan Prabowo Subianto menerbitkan kebijakan yang menghapus utang petani, nelayan, dan usaha mikro, kecil, serta…
Aktor Reza Rahardian baru-baru ini mengajak penggemarnya untuk menyadari kondisi negara yang dinilai semakin memburuk.…
Minimnya kehadiran anggota DPR dalam sidang paripurna yang membahas Revisi UU Pilkada, yang berakibat pada…
Jakarta, 19 Agustus 2024 — Rosan Perkasa Roeslani, yang baru-baru ini diangkat sebagai Menteri Investasi,…
This website uses cookies.