Berita Viral : Gus Miftah Maulana Habiburrahman menjadi perhatian publik karena pernyataannya yang menghina penjual es teh.

Peristiwa itu terjadi pada hari Rabu, 20 November 2024, saat Miftah mengisi pengajian “Magelang Bersholawat” di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Pada awalnya, ia memanggil Sunhaji, seorang penjual es teh di sekitarnya, dan sambil tertawa, ia mengucapkan umpatan.

Sejak Minggu, 1 Desember 2024, video Miftah yang mengolok-olok penjual es teh menjadi viral di media sosial.

Pendiri Pondok Pesantren Ora Aji dari Yogyakarta kemudian berkunjung ke rumah Sunhaji di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang pada Rabu (4/12/2024) pukul 07.00 WIB.

Setelah itu, ia meminta maaf kepada Sunhaji dan masyarakat atas pernyataannya yang tidak sopan.

Peneliti BRIN Sebut Pejabat Harus Tahu Etika

Miftah, yang telah dilantik sebagai utusan khusus presiden, harus menyadari bahwa sebagai pejabat, ia tidak dapat berbicara secara bebas, kata Firman Noor, peneliti utama riset politik di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Ini berbeda dengan posisi Miftah sebagai penceramah sebelum bergabung dengan pemerintahan.

Firman menyatakan bahwa pernyataan yang biasa diucapkan di depan kelompok, segmen, atau entitas harus disesuaikan dengan masyarakat umum.

Selain itu, status Miftah sebagai pejabat menunjukkan bahwa ia dimiliki oleh individu dari berbagai latar belakang pendidikan dan ekonomi.

Firman menyatakan, seperti dikutip dari Berita Viral pada Rabu (4/12/2024), “Ketika mereka sudah menjadi pejabat publik bagi semua kalangan, mereka harus belajar dan memahami bahwa dia tidak lagi hanya bisa berbicara dengan cara-cara yang dulu digunakan di segmennya, di entitasnya, atau di kelompoknya, tapi dia harus belajar.”

Selain itu, perusahaan mengingatkan para pejabat bahwa mereka digaji oleh rakyat.

Karena itu, karena setiap ucapan dan perbuatan akan disorot oleh masyarakat, para pejabat harus mengetahui etika dan norma umum.

Menurut perusahaan, mengemban amanah sebagai pejabat tidak mudah.

Karena itu, pejabat harus memiliki kemampuan untuk menerapkan otoritas dan tanggung jawab mereka.

Selain itu, pejabat harus memiliki kemampuan untuk menjaga etika saat berbicara di depan umum.

Prabowo, Gerindra, dan MUI semuanya harus mengkritik Miftah.

Partai Gerindra, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Presiden Prabowo Subianto mengkritik ucapan Miftah yang mengolok-olok penjual es teh.

Dalam sebuah posting di akun Instagram resmi @gerindra pada hari Selasa, 4 Desember 2024, Gerindra menyatakan bahwa tindakan Miftah tidak sesuai dengan ajaran dan keinginan Prabowo.

Gerindra meminta para pejabat untuk mengikuti sikap Prabowo dan menghindari bahaya bagi orang lain.

Selain itu, Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Presiden, menyatakan bahwa Prabowo telah menegur Miftah atas pernyataannya yang merendahkan penjual es teh.

Prabowo menerima teguran tersebut dari Mayor Teddy Indra Wijaya, Sekretaris Kabinet.

“Presiden sudah memberikan teguran kepada yang bersangkutan melalui Sekretaris Kabinet untuk segera meminta maaf kepada Sunhaji, yang mungkin dan sangat mungkin terluka perasaanya karena kejadian kemarin,” kata Hasan dalam video yang diunggah Rabu (4/12/2024) di akun Instagram resmi @pco.ri.

Ia juga menyatakan bahwa Kantor Komunikasi Kepresidenan juga menyayangkan tindakan buruk Miftah, meskipun dia telah dilantik sebagai utusan khusus presiden.

Selain itu, MUI melalui Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah, meminta agar ucapan Miftah yang mengolok-olok penjual es teh tidak ditiru oleh orang lain.

Imbauan ini juga diberikan kepada para ustaz saat mereka berpidato di atas panggung.

Ya, jangan meniru hal-hal seperti itu. Tidak belajar etika berarti menjadi bodoh. “Apalagi di depan umum saat pengajian,” kata Cholil, dikutip dari laman resmi MUI pada Rabu, 4 Desember 2024.

Miftah Janji Melakukan intropeksi diri

Miftah membuat permintaan maaf di kanal YouTube KH Entertainment setelah video yang menghina penjual es teh menjadi viral di media sosial.

Ia mengakui bahwa dia telah mengolok-olok sejak awal dan bahwa candaannya, yang berisi kata-kata penghinaan terhadap penjual es teh, telah menjadi terlalu berlebihan.

Kasus penghinaan terhadap penjual es teh merupakan intropeksi diri untuk menjadi lebih berhati-hati saat berbicara, kata Miftah.

Mayor Teddy telah menyampaikan teguran Prabowo kepada Miftah.

“Dengan kerendahan hati, saya meminta maaf atas kekhilafan saya, saya memang sering bercanda dengan siapa pun,” kata Miftah, seperti dikutip dari Berita Viral pada hari Rabu, 4 Desember 2024.

By adminKu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *