Jakarta – Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik, berusaha menarik dukungan dari pemilih Kristen dengan pernyataan kontroversialnya. Dalam pidatonya di acara Kristen konservatif, Trump mengklaim bahwa umat Kristen tidak perlu ikut serta dalam pemilu lagi jika ia berhasil terpilih kembali sebagai Presiden AS pada bulan November mendatang.
Menurut laporan dari Reuters dan CNN pada Minggu (28/7/2024), Trump mengungkapkan pada hari Jumat bahwa jika umat Kristen memilihnya pada pemilihan mendatang, mereka tidak akan perlu memilih lagi.
Empat tahun ke depan, semuanya akan diperbaiki, semuanya akan baik-baik saja, kalian tidak perlu memilih lagi, umat Kristenku. Aku mencintai kalian, umat Kristen,” ujar Trump dalam acara yang diselenggarakan oleh kelompok konservatif Turning Point Action.
“Saya mencintai kalian, orang-orang Kristen. Saya seorang Kristen. Saya mencintai kalian, jadi keluarlah dan pilih. Dalam empat tahun, kalian tidak perlu memilih lagi, karena kami akan memperbaikinya dengan sangat baik sehingga kalian tidak perlu memilih lagi,” tambah Trump.
Pernyataan mantan presiden ini menimbulkan tanda tanya mengenai maksud sebenarnya. Dalam kampanye Pilpres, Demokrat menuduh Trump sebagai ancaman bagi demokrasi, mengingat upayanya membatalkan kekalahannya pada tahun 2020 melawan Presiden Joe Biden, yang memicu pemberontakan mematikan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021.
Juru bicara kampanye Trump, Steven Cheung, tidak memberikan tanggapan langsung terhadap pernyataan Trump dan hanya menyatakan bahwa Trump “berbicara tentang menyatukan negara” sambil menyalahkan “lingkungan politik yang memecah belah” atas upaya pembunuhan Trump dua minggu lalu. Motif dari pria bersenjata berusia 20 tahun yang menembaki Trump masih belum terungkap.
Dalam wawancara dengan Fox News pada bulan Desember, Trump sempat menyebut bahwa jika terpilih pada 5 November, ia akan menjadi seorang diktator, tetapi hanya untuk “hari pertama” guna menutup perbatasan selatan dengan Meksiko dan memperluas pengeboran minyak. Partai Demokrat memanfaatkan komentar tersebut, namun Trump kemudian menyatakan bahwa pernyataan itu hanyalah sebuah lelucon.
Jika Trump berhasil memenangkan masa jabatan kedua, ia hanya dapat menjabat selama empat tahun lagi sebagai presiden, karena Konstitusi AS membatasi presiden hingga dua masa jabatan, baik berturut-turut maupun terpisah.
Gaya Jokowi Berjaket Nusantara: Motoran Bareng Artis di IKN